Ini ceritaku, bagaimana dengan ceritamu? #korbaniklan

Jumat, 24 Juni 2011 @ 14:29

Gila ya, hati sih serasa uda lega sih soalnya uda dapat jurusan yang diinginkan, terus uda bagi rapot. kurang lega apa coba. malah dikasih libur 3 minggu man!
Tapi..........
kan bakal ada murid baru di sekolah, musti ngemos kan, jadi bakal sibuk buat mempersiapkannya. Terus gue sebagai anggota eskul paskibra yang baik, gue harus ikut latihan buat demo eskul nanti. Aduh beban banget deh. Tapi, semua gue jalani dengan ikhlas dan senang hati. hehehe.

terus yang lucunya, kan gue ngobrol lah sama temen gue. percakapannya sebagai bericccut ets berikut.....

Dev: Le, lu liburan pasti keluar negeri deh yaaaaa?
Le: engga lah, gatau blm ada planning. kalo lu?
Dev: gue?
Le: iya, masa setan?
Dev: hehe, gue sih liburan ke tempat seribu kenangan dong
Le: dimana tuh?
Dev: Langbaw* :D


Langbaw adalah lapangan besar yang berada sedikit dekat dengan sekolah gue, yang biasanya jadi tempat latihan eskul paskibra gue bernaung, tempat yang kalo sore sejuuuuuk, kalo hujan menyenangkaaaan, kalo pagi segeerrrrrr, kalo siang kayak neraka heheheh. Tempat ini memiliki banyak kenangan indah deh bersama pasukan pasopat ;)

0 komentar:

999 Burung Harapan

Semua yang aku harapkan, tentang dirimu, tentang kita, dan semua angan-angan-ku, ku tulis didalam burung kertas sederhana ini

----------

‘aku telat! ini semua gara-gara tugas, semoga pa satpam membolehkanku masuk!’ Ucap Bella dengan kesal.

Yap, jam 7 pagi Bella seorang anak yang sangat disiplin untuk datang tepat pada waktunya pun datang telat hari ini.

Bella adalah siswi kelas 1 di SMA Harapan sekolah elite yang ada di daerahnya. Ia termasuk anak yang sangatlah ceria, baik hati, sedikit cuek dan temannya sangat banyak. Kekonyolan dan menjadi pendengar baik yang menjadi tempat nyaman untuk dijadikan teman. Ia pun mempunyai banyak aktifitas, dari les pelajaran, les musik, ekstrakulikuler sampai keorganisasian di sekolahnya. Dengan banyaknya aktifitasnya tidak membuat seorang anak baru remaja ini mengeluh. Sampai-sampai guru dan orang tuanya pun terkadang simpati dengan keadaan anak yang super aktif ini, mereka takut seorang Bella akan menelantarkan pelajaran dan kelelahan. Bagi Bella, semua ini adalah kehidupannya, sifatnya dan menurutnya tak ada yang mengganggu untuk menjalan kehidupan yang menurutnya It’s me, It’s myself.

Kehidupan cintanya pun sangat tidak pernah ia korek dan dikenalinya lebih jauh. Menurutnya, cinta adalah satu-satunya virus yang akan membuat kehidupannya berubah dan sekalinya jatuh, pasti kehidupannya hancur. Maka dari itu, ia tidak mengenali cinta lebih jauh. Ia lebih memilih bersahabat dibandingkan pacaran.

Kriiiiiing kriiiiing kriiiing

Yap, jam menunjukkan 13.30. Bel pulang sekolah pun berbunyi, saatnya siswa-siswi SMA Harapan Pulang.

‘Sel, lu mau pulang kan? Bareng yaaaa’ Ucap Bella kepada sahabatnya, Sella.

‘Hmm, hari ini gue ada les piano nih, Bel. Sorry ya’ Ucap Sella kepada sahabatnya.

‘Ok deh, aku pulang sama Rene aja. Bye Sella, gue duluan yaaa’ Pamit Bella pada Sella.

Bella pun menghampiri Rene, teman eskulnya di Paskibra. Ia berniat mengajak Rene pulang bersama dengannya.

‘Reneeee! Ayo kita pulang bareng, aku lagi males pulang sendiri nih.’ Bujuk Bella dan mengharapkan Rene bisa pulang dengannya.

‘Yaaah Bel, aku ada eskul Seikuro nih.’ Kata Rene

‘Aduh, kenapa pada sibuk ya? Hmm, by the way, Seikuro itu eskul apa?’ Tanya Bella

‘Seikuro itu eskul tentang semua yang berhubungan dengan Jepang, Bel. Aku tertarik banget nih. Ikutan yuk? Yayaya?’ Bujuk Rene kepada Bella untuk bisa menemaninya ikut eskul ini.

Sebenernya, saat demo eskul di mos, Bella berniat masuk eskul ini. Dikarenakan, ia mencintai negara tempat ia lahir dan sebelumnya pun ia pernah ikut program pertukaran pelajar ke Jepang. But, tak tahu mengapa ia sangat males mengikuti eskul-eskul yang menurutnya membosankan. Ia lebih menyukai eskul yang bukan isinya hanya teori saja. Seperti Paskibra dan Teater.

‘Huh, baiklah. Tetapi kalo isinya garing aku ga ikut ya.’ Cetus Bella

‘Oh my god. Yasudah, Capcus deh!’ Jawab Rene

Sesampainya di kelas X-C dimana eskul itu berkumpul Rene pun langsung mengenalkan sahabatnya, Bella, untuk bergabung.

Minnasan, perkenalkan temanku Isabelle Anastasya, yang biasa dipanggil Bella.’

‘Waaah, kita dapat personil lagi nih.’ Ucap seorang cewe

‘Hmm, kenalkan saya Deca, Sacho disini. Sacho adalah sebutan untuk ketua di Jepang. Hmm, by the way dia harus kita ajarkan Jikoshokai atau pengenalan diri.’ Ucap Deca sang ketua Seikuro

‘Hmm, aku bisa memperkenalkan diri dalam Bahasa Jepang kok.’ Jelas Bella

‘Wah bagus, ayo mulai sekarang!’ Jawab Deca

Watashi wa Isabelle Anastasya. ‘kalian bisa panggil saya Bella’. ~~~

‘Ok, Arigatou, Bella-san. Senang bertemu denganmu. Sekarang pembahasan kita adalah tentang acara pameran kebudayaan yang akan diadakan minggu depan di Bandung....’

Selama pembahasan berlangsung, Bella hanya memainkan pensilnya. Ia merasa sangat bosan. Dan akhirnya, seorang cowo menghampirinya dan membawa sesuatu.

‘Hei, Bella kan? Mau coba main ini?’ Ucap cowo itu dan memberikan sebuah permainan Jepang. ‘Ayo, bisa tidak? coba dulu deh’

Bella menerimanya dan mencoba memainkannya dan gagal. Tetapi Bella tidak menyerah, terus dimainkan lagi sampai ia berhasil. Dan akhirnya pun berhasil.

‘Yees! Hahahaha berhasil, ah begini aja gampang ko!’ Ucap Bella dengan ceria

Cowo itu pun tertawa cekikikan melihat Bella ceria, yang tadinya terlihat murung. Dan cowo itu pu memberi senyuman kepada Bella.

‘Hahaha, bagus deh. Oia, kenal kan, saya Lean, Leandre Astavian. Jangan murung terus ya hehe.’ Lean pun mengambil permainan itu.

‘Oh, hmm hehe baiklah Lean....Senpai?’ Jawab Bella dengan malu-malu

Oh god¸apa yang sedang terjadi? Dia? Tersenyum ke gue? Dan membawakan permainan itu hanya ingin membuat gue tidak bosan? Oh god. But, huh nothing! Ah paling dia cuma mau bikin gue betah disini. Paling juga mau so ganteng gitu deh. Pikir Bella dalam hati.

Sudah sore, siswa SMA Harapan pun semua pulang juga eskul Seikuro pun sudah kembali pulang. Bella pun pulang bersama Rene dan tidak membicarakan sesuatu yang terjadi tadi. Bella pun tak memperdulikan tentang cowo itu lagi.

Keesokan harinya...

Bella pun mempersiapkan lomba baris –berbaris di Paskibra. Setelah pulang sekolah sampai Petang pun ia latihan bersama teman-temannya dengan bimbingan kakak kelas dan alumninya. Ia bersama teman-temannya pun serius berlatih agar bisa menampilkan yang terbaik saat lomba dan apa yang diajarkan kakak kelas dan alumninya tidak menjadi sia-sia.

Sejak SMP, Bella mengikuti eskul Paskibra. Menurutnya, eskul ini adalah eskul yang sangat menyenangkan. Tanpa disadari, selama ia berlatih, ia belajar kedisiplinan, kepemimpinan, bijaksana, berpikir dewasa dan membuat mentalnya menjadi keras. Ia sangat merasakannya. Menurutnya, eskul ini paling cocok untuk dirinya yang sangat ingin mencoba dan sifat tak gentarnya. Berbagai permasalahan pun bisa ditemukan. Sinar matahari yang selalu membakar kulitnya tidak membuat ia mundur, kegalakkan alumni dan kakak kelasnya pun tidak membuat ia takut. Menurutnya, untuknya mundur dan takut adalah sifat dari pengecut. Masalah harus dihadapi bukan bersembunyi.

Setelah Bella pulang, Bella mendapatkan sms dari Rene.

Minnasan~ Besok kita kumpul di kelas biasa yaa, mau ngomongin tentang masak makanan Jepang. Ok? Ditunggu ya ^^

‘Ah, ini anak lupa bukan? besok kan kita latihan.’ cetus Bella

Keesokannya, Bella pun tak ikut kumpul Seikuro lagi karena ia memfokuskan untuk lomba paskibranya. Sampai akhirnya acara masak makanan Jepang itu pun datang.

‘Bel!! Besok kamu ikut yaaa, di rumah aku kok ya!’ Ucap Rene dengan semangat

‘Tidak, thanks’ jawab Bella sambil membereskan tas dan bukunya.

‘Bel, ayolah, kamu itu ya. Kamu kan janji mau nemenin aku ikut eskul ini. Masakan Jepang loh, kamu kan suka makan, Bel! yayaya, Bella cantik deh!’ Bujuk Rene

‘Yaaa, ya sudah. Besok jam 2 dirumah kamu kan? Aku harus bawa apa nih? Aku males bawa-bawa ini itu ah.’ Jawab Bella

‘Iya sayang, kamu cukup dateng ke rumahku ko. Ayo, kita pulang!’

Hari Minggu adalah hari dimana kebebasan Bella untuk bermalas-malasan pun dinikmati. Ia melihat jam, dan jam menunjukkan pukul jam 8. Ia pun kembali tidur dan memasak headsetnya mendengar lagu-lagu melow yang mengantarkannya tidur kembali. Tetapi....

Kriiing...kriing..kringg

‘Aduh ya ampun, siapa sih yang nelpon sepagi ini?’ lalu melihat handphone. ‘Ah Reneeeee!’ lalu ia langsung mengangkatnya.

‘Pagi honey!’ Ucap Rene

‘Gubrakkk! Apa apaan sih ini pagi-pagi nelpon!’ Jawab Bella dengan marah

‘Jam 8 gini pagi? Pasti baru bangun ya? Ayo cepat Bangun dan ke rumahku ya! Bantu-bantu nih ayo ya.’ Jelas Rene dan langsung mematikan telponnya.

Bella pun langsung mandi dan berangkat ke rumah Rene. Lalu membantu Rene membereskan rumahnya yang kebetulan keluarganya sedang tak dirumah. Lalu tepat jam 2, anak-anak Seikuro pun datang.

‘Ah, Minnasan terima kasih sudah datang, hari ini kita akan belajar cara memasak makanan Jepang’ Jelas Deca sang Ketua

Setelah selesai memasaknya, Bella pun jadi mencuri pandang pada Lean. Dan tanpa sengaja, Rene pun melihatnya dan Ia pun tau siapa orang yang sedang Bella pandangi.

‘Heiiiii! Lagi liatin Lean Senpai ya!!’ bisik Rene

‘Hmm, hehe hmm. Ren, dia manis ya? Senyum mulu dia manis sekalii’ Bella pun mengatakan yang sebenernya kepada Rene.

Bella melihat, Lean tidak seperti yang ia pikirkan. Ia pun melihat Lean, Lean tidak tersenyum hanya kepadanya tetapi ke semuanya. Ia begitu... ramah.

Setelah beberapa bulan, Bella pun memiliki seorang sahabat yang juga sebagai kakak kelasnya, Melody.

‘Teh, tau yang namanya hmm Lean ga teh? kelas 11.’ Ucap Bella sambil memainkan buku yang ia bawa.

‘Tau, dia kan sekelas sama aku, de. Dia suka ngejailin aku terus, dia duduk dibelakang aku hehe. Kenapa? Suka yaa?’ Ucap Melody dengan manis.

Akhirnya, Bella mempercayakan Melody sebagai tempat mencurahkan hatinya tentang pujaan hatinya itu. Dan sampai akhirnya Melody langsung berbicara dengan Lean mengenai Bella.

‘Le, lu kenal sama Bella? Dia ikutan seikuro gitu.’ Tanya Melody

‘Lu kenal, Mel?. Haha iya, dia kan anak paskibra kan? Hahaha iya kenal lah, Mel.’ Jawab Lean dengan ceria.

Lalu Melody pun mencerikan kembali kepada Bella. Bella girang sekali mendengarkannya. Bella benar-benar merasakan apakah yang disebut cinta. Bella pun mencari-cari Facebooknya sesampainya Bella dan Lean pun sering wall-wallan. Dan mereka pun dekat sekali di jaringan sosial ini.

Akhirnya, acara paskibra itu datang. Pembagian lencana kehormatan yang akan dipakai oleh anggota paskibra baru. Mereka akan diberi pin bendera Merah Putih. Dengan syarat, mereka harus mencari dan menanyakan dimana pin lencana kehormatan mereka masing-masing berada. Dan mereka akan diberi pertanyaan, permainan, atau sejenisnya untuk mendapatkannya. Jika pin lencana itu diminta di salah kakak kelas, kakak kelas itu pun akan mengucapkan ‘maaf lencana anda bukan di saya’.

Yang sangat menarik, Lean ikut dalam acara pemberian pin lencana ini. Dan, disini diketahui, Lean-lah yang menyimpan pin lencana milik Bella. Setelah Bella mencarinya, Bella pun akhirnya dengan malu dan berderar, mendatangi Lean.

‘Kang, apakah lencana saya ada di Kang Lean?’ Tanya Bella malu-malu.

‘Sini, kita ngobrol sebentar.’ Ajak Lean masuk ke kelas.

Sesampainya di kelas tersebut, terjadilah beberapa percakapan. Dan akhirnya Bella pun mendapat lencana tersebut, dan Bella lah yang mendapatkan lencana tersebut dalam waktu yang cepat. Dan, ketahuilah. Sebelum acaranya dimulai, Lean sengaja meminta pada teman-temannya untuk dialah yang menyimpan lencana milik Bella.

Bella pun sangat senang bisa begitu dekat dan mengobrol secara langsung. Ia pun sangat semangat untuk memakai lencana tersebut.

Dalam waktu yang terus bergulir hubungan mereka pun semakin dekat, tetapi tak ada yang pasti dalam hubungannya. Bella terus menyayangi Lean, dan Lean pun begitu. Mereka seperti sepasangan kekasih kalau teman-temannya sudah melihat mereka saling berbalas pesan di wall facebook. Mereka hanya bisa berteman, berinteraksi lewat messege atau wall di jaringan sosial, facebook. Terkadang Lean memberi perhatian lebih kepada Bella, Bella pun menerimanya dengan senyum-senyum. Ia merasa dirinya telah terlalu jatuh ke dalam cintanya. Lean pun senang, ia merasa dirinya seperti ada yang memperhatikan, menyayangi. Lean pun terkadang merasa bahwa Bella adalah adiknya, terkadang bisa dibilang sahabat jika Bella sangat mengerti keadaannya Lean, sampai menjadi tempat curhatnya. Bella pun begitu, merasakan indahnya persahabatan mereka.

Mereka berdua juga memiliki cita-cita dan kesukaan yang sama. Yaitu, Jepang. Negara ini yang membuat mereka tak habis topik untuk membicarakan sesuatu. Bella dulu pernah pergi ke Jepang dengan program pertukaran pelajar, Bella sangat mencintai kehidupan dan kebudayaan Jepang. Sedangkan Lean, ia mencintai komik, anime sampai musik-musik Jepang. Mereka pun memiliki cita-cita yang sama di dalam hatinya. Yaitu, bisa dapat beasiswa sekolah di negara matahari terbenam itu.

Sella dan Rene yang mendengarkan semua cerita cintanya hanya tersenyum-senyum saja. Mereka senang sekali, sahabatnya kini lebih ceria lebih dari biasanya, dan sangat lah lucu jika Lean lewat. Dan mereka berduanya biasanya memanggil nama Lean yang membuat pipi Bella memerah.

Keesokannya, tim basket SMA Harapan mengikuti pertandingan paling bergengsi di daerahnya. Semua murid SMA Harapan pun sibuk memikirkan perlengkapan mereka untuk memberi semangat untuk para tim basket sekolah agar terlihat meriah. Beberap pernak-pernik, seperti stiker, syall, sampai sepanduk mereka siapkan.

Pengurus OSIS SMA Harapan pun sibuk untuk memikirkan proker dan mereka pun ingin sekali menonton dan memberi semangat kepada tim basket sekolahnya. Dan memutuskan meninggalkan prokernya dahulu, dan langsung pergi ke GOR, tempat pertandingan itu berlangsung.

Selama 5 hari SMA Harapan lolos dalam pertandingan itu, selama 5 hari juga Bella dan teman-temannya ikut memberi semangat dengan teriakan-teriakan, menyanyikan yel-yel dan menyanyikan mars sekolahnya. Sella sangat rajin dan setia mendampingi Bella untuk menonton pertandingannya, karena Rene sangat tidak tertarik dengan pertadingan basket. Tetapi, Bella sangat ingin mengajak Lean untuk ikut menonton pertandingan ini.

Keesokannya, SMA Harapan pun ikut masuk final. Dan sekolah terpaksa memulangkan semua murid-muridnya untuk menonton dan memberi semangat kepada tim basket sekolahnya. Dan begitu pun rencana Bella, Bella membeli tiket 2 untuk Lean, agar Lean bisa pergi menonton bersamanya. Berbagai alasan Bella mengeluarkan agar Lean percaya bahwa tiketnya itu ia dapatkan dari teman. Akhirnya Lean pun ikut bersamanya. Bella sangat senang. Sesampainya disana, mereka pun berteriak bersama-sama. Lean pun senang bisa mengeluarkan semua emosinya lewat teriakan. Mereka pun pulang secara bersama-sama. Bella sangat senang sekali bisa mengajak Lean, dan Lean pun senang bisa ikut menonton pertadingan basket yang sangat seru sekali.

‘Terima kasih ya, Bel! Hari ini sangat menyenangkan!’ Ucap Lean berterima kasih.

‘Iya senpai, sama-sama hehe, makasi juga bisa ikut hehe’ Jawab Bella

Seandainya kamu tau, aku begitu senang sekali hari ini bisa jalan bersama. Senang-senang bersama. Gatau lah apa rasanya, intinya aku makin mencintaimu. Hihi

Lalu, Februari pun tiba. Bella ingin memberikan sesuatu spesial kepada Lean. Dan ia pun sangat bingung mau memberikan apa. Sampai akhirnya, saat ia sedang membereskan kamarnya. Bella pun menemukan banyak tumpukan kertas warna dari yang berwarna polos sampai yang memiliki corak-corak Jepang. Ia pun mempunyai ide untuk memberinya kado spesial. Ia pun mencoba membuat burung kertas dari kertas warna tadi yang isinya diberi berbagai tulisan yang menjadi harapan-harapannya. Akhirnya ia pun berhasil membuat satu burung kertas.

Akhirnya gue bisa bikin sesuatu yang spesial. But, lebih spesial lagi kalo bikin 1000 burung kertas waah keren tuh, lalu didalamnya gue tulis tuh harapan-harapan gue. Ceilah, tumben gue bisa seromantis itu! Haha. Pikir Bella

‘Mr. Purple, I love you.....Kenapa ya? Ko jadi Fall in Love gini ya?.....Kita sama-sama suka Jepang ya?....Semoga suatu saat kita bisa kesana bersama....’ Kata-kata yang Bella tulis dalam burung-burung kertasnya. Ia pun mempersiapkan banyak kata-kata yang tak bisa ia sampaikan langsung kepada Lean. Banyak kegiatannya yang harus tertinggal karena burung kertas itu. Tapi ia tetap percaya, asal ia berniat pasti apapun akan bisa ia lakukan. Bella membuatnya dengan penuh semangat dan berharap, harapan-harapan kecilnya ini dapat terkabul.

Sempat Bella menceritakan kepada Lean bahwa ia memilik hobi baru yaitu berorigami tetapi Bella tak pernah memberitahunya bahwa origami yang ia buat adalah burung kertas harapan untuknya.

Setelah hari-hari mendekati hari ulang tahun Lean, Bella mendapatkan berita bahwa Lean telah berpacaran dengan Citra, yaitu kakak kelasnya juga di Seikuro. Awalnya Bella tak percaya, dan akhirnya dengan beberapa bukti, Bella pun tak kuasa menahan tangisnya. Dihari itu Bella merasa kecewa dengan sesosok yang ia kaguminya telah hilang ke pelukan wanita lain.

Tiga hari sebelum hari yang ditunggu-tunggu itu tiba. Ia pun pasrah menaruh burung kertasnya di balkon. Ia pun sangat sedih mendengar cerita yang kemaren ia dengar. Lalu ia masuk kembali ke dalam kamar dan meninggalkan burung kertasnya. Bella sangat lelah dan ingin melupakan semua, melupakan Lean, melupakan kenangannya, melupakan perasaannya dan melupakan burung harapannya.

Tidur ah, mencoba lupakan apa yang terjadi hari ini dan juga yang pernah terjadi selama 7 bulan yang lalu. Bangun dengan hidup baru tanpa dia tetapi bersama sahabat J

Saat Bella sudah bangun, Bella sangat merasa kehilangan. Kalau dipikir sebenarnya tak masuk akal. Tetapi Bella merasa, separuh hatinya hilang dan menjadikan harinya tak semangat seperti biasanya. Rene dan Sella pun menghiburnya. Agar sahabatnya bisa senyum, mereka merasa kehilangan juga, kehilang kecerian Bella yang biasanya pagi-pagi datang dan langsung bercerita tentang idolanya yang sangat ia kagumi, Lean.

Ia pun penasaran dan langsung menanyakannya kepada Lean, tentang hubungannya dengan kakak kelasnya itu.

‘Hmm, senpai boleh nanya engga?’ Tanya Bella dengan berdebar-debar

‘Ya? Boleh, tanya apa?’ Jawab Lean

‘Emang, senpai pacaran ya sama Citra senpai?’ Tanya Bella

Dan akhirnya, Bella pun menangis, Bella sangat lega karena itu hanya gosip belaka. Bella merasa dirinya ingin terbang dan berteriak sekencangnya. Tetapi ia baru ingat, burung kertasnya selama sehari-semalam. Lalu ia langsung terjun ke balkon dan tak seperti perasaan Bella saat ini. Burungnya sebagian basah karena hujan. Bella pun menangis kembali dengan perasaan sedih dan menyesal. Ia langsung menelpon kedua sahabatnya, Sella dan Rene.

‘Demi apa lo? Gila bener deh. Kan gue bilang, jangan berprasangka buruk dulu, benerkan dia engga jadian.’ Ucap Sella

‘Ih kamu tuh ya, kata aku juga jangan percaya sama orang dulu, bisa aja itu bohong dan bener kenyataan kan!’ Ucap Rene

Kedua sahabat malah memarahinya bukan menghiburnya atau memberi jalan untuk kedepannya.Bella merasa bimbang, apakah yang harus ia berikan kepada Lean untuk besok. Tetapi, insiden kemarin itu sudah menhancurkan sekitar 300 burung-burungannya. Dan ia pun nekat membuatnya semua hari ini. Ia akan membuat hanya 999 burung saja. Karena, ia ingin satunya lagi Lean yang membuatnya, karena 1000 tak akan sempurna kalau kekurangan satu. Bella pun tersenyum.

Kalau emang gue sayang dan niat, gue engga akan bikin hari ini sia-sia

Tepat jam 23.30. Bella dapat menyelesaikan semuanya, sangatlah lega dan ia beruntung. Ia pun menaruh semua burung harapannya di dalam toples.

Nah, ini dia. Gue engga mau, burung harapan ini kepisah. Karena, mereka ada harapan-harapan gue yang hanya diharapkan dari gue dan semuanya menjadi satu-kesatuan dan selalu tersimpan disini...dihati.

00.00, Bella pun membuat kata-kata ucapan ulang tahunnya untuk Lean.

~10 Mei 2011 at 00.00. Otanjoubi Omedetou Lean Senpai!! :D Yang ke berapa ya?Yang ke 17 tahun. Happy Sweet Seven-Teen ya >o< Uda makin dewasa sekarang! Semoga makin sholeh, rajin solat, makin baik, makin pinter, dimudahkan rezekinya, dan makin ganteeeng ;p Wish you all the best. Once again, Happy Birthday my Onichan J

Lalu setelah pulang sekolah, Bella pun akan memberikan hadiah spesialnya kepada Lean. Dengan paksaan teman-temannya untuk memberikannya sendiri, ia langsung bertekad memberikannya.

Sesampai ia melihat Lean, Ia pu menghampirinya.

‘Senpai, ini hadiah dariku. Tolong diterima ya.’ Bella pun memberikannya

‘Huaaa, apa ini? burung kertas? banyak sekali? Waah beribu-ribu terimakasi yaa!’ Lean menerimanya dan merasa senang sekali.

Semua yang aku harapkan, tentang dirimu, tentang kita, dan semua angan-angan-ku, ku tulis didalam burung kertas sederhana ini, ucap Bella dalam hati.

Sesampainya dirumah, Lean merasakan hal yang bimbang. Antara senang dan bingung. Lalu ia mengambil satu burung dan melihat yang aneh. Ternyata...

‘Whuaaa! ada tulisan didalamnya!’ Ucap Lean

Ia pun membuka satu per satu burung kertas tersebut lalu di lipat kembali ke semula. Isinya adalah harapan-harapan yang indah.

‘Gimana kadonya, senpai?’ Tanya Bella di message facebook

‘Makasi ya, bagus banget saya suka. Tapi, gatau saya antara senang, kagum, bingung dan sedih’ Jawab Lean

Bella pun sepenuh mengerti apa yang dimaksud Lean. Bella tahu, Lean telah membaca semua isi harapan yang terdapat dalam burung kertasnya.

Lean pun merasa bimbang tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Apakah benar, Bella mencintaiku, Bella menyayangiku. Niat benar ini anak! Tapi... aku tak tahu harus bagaimana. Aku tak ingin mengecewakannya.

Lean juga bingung perasaan yang sekarang ia rasakan. Sebenarnya, ia merasakan selama ini Bella adalah teman baiknya, sahabatnya, juga adiknya. Ia tidak menggapkannya sebagai seorang yang ia suka, ia cinta tetapi hanya ia sayang. Ia sangat takut untuk memberitahu Bella atas semua yang ia rasakan. Karena selama ini, Bella salah presepsikan perasaan dan hubungannya mereka yang Bella pikir ini adalah cinta.

‘Lu harus nyatain semua, Le. Lu gaboleh ngegantungin orang. Bella tuh sayang sama lu, dia suka sama lu. Tapi lu malah ngegantunging. Engga atau iya jawaban lu, ya lu utarain lah. Pasti Bella ngerti lah’ Ucap Melody

‘Tapi gue takut dia kecewa, Mel. Itu doang!’ Jawab Lean frustasi

‘Ok, gue yang jelasin deh’ Jawab Melody

Akhirnya Melody menceritakan semua perasaan Lean kepada teman yang ia anggap sebagai adiknya sendiri, Bella. Melody menceritakan apa yang Lean ucapkan dan menasihati Bella agar Bella mengerti. Dan, sepertinya Bella sudah mengerti.

Tak tahu lah, aku sudah berapa harus merasakan kehampaan. Seperti cinta tak terbalas. Tetapi aku tulus menyayanginya. Aku tak mau semua orang dan dia pun tau akan perasaanku yang tersakiti. Memang dia bukan untukku. Give Up, Bel! Aku harus bisa melewatinya karena apakah mungkin aku harus memaksakan kehendaknya. Tidak lah...

Walau sedikit renggang hubungan mereka. Tetapi mereka tetap tidak melupakan untuk membalas messagenya. Mereka saling terlihat biasa saja. Walau perenggangan itu terlalu kuat yang membuat Bella tak berdaya. Bella merasakan, kini hatinya hanya berjalan sendiri tanpa ada yang menemaninya. Tetapi, Rene dan Sella selalu ada disampingnya selama Bella membutuhkannya. Itulah gunanya sahabat kan?.

Kalau mereka tak sengaja bertemu, mereka hanya berbalas senyum saja. Bella pun sudah terbiasa untuk merasakan perbedaan yang ia rasakan. Lean pun merasakan apa yang dirasakan Bella, merasa ada yang aneh terhadap anak ini. Sebenarnya Bella yang menjauhkan dirinya dari Lean, dan Lean pun merasa mengerti posisinya bagaimana sekarang.

Lean pun menulis sebuah status di facebooknya untuk menyadarkan Bella.

Kini kita telah melangkah berjauhan

Tetapi Bella tetap cuek dan berusaha ikhlas untuk semuanya, Bella tidak mau jatuh kedua kalinya dan membiarkan Lean bebas tanpa harus memikirkan Bella.

Akhirnya Lean sepertinya tak tahan harus menjaga jarak dan mebiarkan hubungannya makin renggang dan Lean pun mencari kata-kata yang pas untuk mengambarkan isi hatinya ke Bella

‘Sejujurnya, saya juga suka sama kamu, sayang sama kamu. Tetapi, menurut saya kamu lebih baik untuk disayangi. Sayang sekali jika kamu hanya dijadikan pacar untuk status belaka, jika persahabatan itu lebih baik dari segala-galanya. Jika jodoh, pasti tidak akan kemana-mana. You must believe me, Bel.’ Tulis Lean di message

Bella pun yang membacanya tersenyum dan merasa senang atas penjujuran dari Lean. Dan, Bella berpikir. Mungkin kali ini ia tak merasakan cinta bertepuk sebelah tangan. Mereka saling menyayangi walau tidak dengan status berpacaran karena menurutnya persahabatan itu lebih penting.

‘Mengapa aku bisa memilih untuk persahabatan? Karena harapan-harapn kecil dari burung kertas kamu yang membantuku berpikir. Kamu adalah orang yang mengerti tentangku, memahamiku. Jadi, apa gunanya cuma dijadiin pacar. Sayang tau hahaha. Be my best friend forever ya. Harapanmu akan menjadi nyata, karena kini kamu bisa lakukan apa saja bersamaku’ Tulis Lean

Bella menjadi membuka pikiran dan lubuk hatinya, Lean benar, persahabatan akan terjalin untuk selamanya.

‘Harapan-harapan itu akan menjadi satu, di dalam toples. 999 harapan didalam burung kertas yang takkan terbang selalu terus tersimpan didalam hatiku, Bel.’ Tulis Lean lagi di message

Dan Bella sengaja tak membalasnya dan Lean pun mengira Bella marah.

Saat Lean sedang duduk-duduk dipinggir kelas, diam-diam Bella pun menghampiri Lean.

‘Terima kasih telah menyadarkanku, senpai. Selama ini aku terlalu egois untuk membuka hatiku sendiri. Aku tau, persahabatan tak akan pernah terputus, ya kan?’ Ucap Bella dengan senyum

‘Iya, harapanmu sangat indah, Bel.’ Jawab Lean langsung merangkul Bella.

Semua yang aku harapkan, tentang dirimu, tentang kita, dan semua angan-angan-ku, ku tulis didalam burung kertas sederhana ini

The End

1 komentar: